0
Setelah peneliti memaparkan latar belakang masalah dan tindakannya dalam bagian latar belakang maka langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat tanya. Pertanyaan inilah yang ingin diketahui jawabannya melalui proses penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah harus jelas, spesifik dan dapat diukur. Selain itu rumusan masalah harus memungkinkan untuk dijawab dalam penelitian dengan mempertimbangkan kemampuan ayang ada.
Masalah yang akan diangkat dalam penelitian mungkin hanya satu namun jumlah rumusan masalah dalam PTK bisa lebih dari satu. Rumusan masalah dapat terdiri dari rumusan yang menanyakan proses dan satu yang menanyakan hasil.
Untuk kasus penelitian Ibu Siti yang kita angkat, rumusan masalah bisi sebagai  berikut.
  1. Bagaimana peningkatan keterampilan mengnagkap isi teks melalui penerapan latihan menjawab pertanyaan melalui pola 5W+1H di kelas IX C MTs Al-Ishlah Batugede Jakarta Utara?
  2. Bagimana suasana belajar pada latihan menangkap isi teks melalui penerapan latihan menjawab pertanyaan melalui pola 5W+1H di kelas IX C MTs Al-Ishlah Batugede Jakarta Utara?
Rumusan masalah pertama pada contoh di atas menanyakan bagaimana hasil dari tindakana yang akan dilakukan dalam beberapa siklus. Rumusan masalah kedua mempertanyakan susana belajar pada proses latihan menggunakan pola pertanyaan 5W+1H. Dalam pertanyaan ini termasuk beberapa poin yang dapat diukur seperti: Apakah peserta didik merasa senang melakukannya? Apakah peserta didik merasa dimudahkan dengan pola tersebut? Apakah proses penemuan informasi dari teks lebih cepat?
Berikut ini beberapa contoh rumusan masalah:
Meningkatkan keterampilan menyimpulkan menggunakan model inquiri
  1. Bagaimanakah kemampuan siswa menyusun kesimpulan hasil pengamatan setelah menggunakan model inquiri?
  2. Bagaimanakah suasana belajar di kelas dengan menggunakan model inquiri?
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat menggunakan metode debat.
  1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat setelah menggunakan metode debat?
  2. Bagaimanakah partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode debat?
Penerapan pendekatan mathematic realistic untuk meningkatkan pemahaman trhadap konsep volume bangun ruang
  1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi volume bangun ruang setelah menggunakan pendekatan mathematic realistic?
  2. Bagaimanakah aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan mathematic realistic?
Pada contoh di atas masing masing kasus mengajukan dua pertanyaan. Jumlah tersebut tidak baku. Anda dapat mengajukan pertanyaan lebih dari dua. Yang harus menjadi pertimbangan adalah kemampuan kita untuk menjawabnya. Kalau memang kita dapat mengumpulkan data untuk mendukungnya maka tidak masalah.
Sumber : http://djj.bdkjkt.org/

Posting Komentar

 
Top